Perubahan sosok Erwin dari manusia menjadi manusia harimau selalu menjadi bagian paling dramatis dan memilukan dalam novel serial manusia harimau karangan S.B. Chandra ini.
Kisah di atas yang dinukil novel Manusia Harimau Jatuh Cinta menunjukkan momen-momen yang menggiriskan bagi seorang Erwin, tokoh utama serial yang terbit sekitar tahun 1980-an ini.
Perubahan itu tak dikehendaki Erwin. Ia hanya mewarisi sifat dan ilmu manusia harimau dari ayahnya, Dja Lubuk, yang juga mewarisi dari ayahnya, Raja Tigor. Warisan itu tak bisa dicabut dan membuntuti ke mana pun Erwin pergi.
Kisah Erwin adalah tangis panjang pewaris terakhir ilmu manusia harimau dari tanah Mandailing, Tapanuli Selatan. Keharimauannya membuat Erwin mampu mengobati berbagai penyakit dan melawan berbagai jin dan setan.
Tapi, keharimauan itu pula yang membuat dia tak jenak hidup layaknya manusia. Dia tak berani jatuh cinta, meski ada puluhan perempuan cantik yang jatuh hati dan memujanya. Dia takut bila tiba-tiba perubahan dirinya menjadi harimau terjadi di tengah pasar dan membuat orang panik dan beramai- ramai membunuhnya, sebagaimana telah menjadi nasib sejumlah manusia harimau sebelum dia.
Tak ada kemegahan diri menjadi manusia harimau. Hanya penderitaan batin berkepanjangan. Chandra, pengarang kelahiran Mandailing dari keluarga perantau dan petualang, mengelola kisah Erwin dalam serial sepanjang tujuh judul, dari Manusia Harimau, Manusia Harimau Merantau Lagi, hingga Akhirnya Manusia Harimau Jatuh Cinta.
Dalam sampul belakang bukunya ada sepotong riwayat Chandra. Dia mengklaim pernah bertualang ke Malaysia , Aceh, hingga Jambi dan mengikuti ilmu mistik para guru seperti Inyiek Angku dan Baginda Samadun.
Chandra menghidupkan kembali legenda manusia harimau yang selama ini dipercaya sebagian masyarakat Sumatera.
Manusia harimau, sebagaimana juga jin dan mahluk gaib lainnya, digambarkan hidup membaur dengan manusia.
Tema manusia harimau sebelumnya juga diangkat Motinggo Busye dalam serial Tujuh Manusia Harimau yang terbit pada 1980-an dan pernah diangkat ke layar lebar dengan bintang El Manik pada 1987 dan kemudian jadi serial sinetron.
Berlatar sebuah kampung fiktif bernama Desa Kumayan Jati di pedalaman Sumatera Selatan, kisah ini menceritakan sepak terjang sejumlah keturunan manusia harimau yang berkumpul di desa itu dengan segala intrik, pertarungan, dan bumbu percintaan.
Inilah sekilas resensi Novel legendaris di Indonesia. Novel ini tidak hanya berkisah tentang sebuah pertarungan tapi juga sisi kehidupan dan romantisme sendu yang ditulis secara jantan dan apik oleh pengarang.
Baca juga artikel menarik lainnya :
City Hunter - Komik Era 80-90
Sejarah Kartun Dora Emon - Kartun era 70-90
Novel Lupus - Novel remaja terlaris era 80-90
Resensi Final Fantasy VIII
Profil Tatang S - Komikus Petruk Gareng
Profil Ganes TH - Pengarang Cersil Si Buta dari goa hantu
Nostalgia Film Boneka Si Unyil
Mainan dan permainan jaman dulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar