Kamis, 17 Februari 2011

SEJARAH MASKOT 'EDDIE' IRON MAIDEN

Fans Grup Band Iron Maiden tentunya kenal dengan Eddie Maskotnya Iron Maiden. Sejarah Maskot "Eddie' Iron Maiden terbentuk cukup panjang. Eddie, yang bernama lengkap Eddie si ‘Ed atau Edward the Head juga dikenal sebagai Edward the Great (lihat bawah), adalah maskot British Heavy Metal Band, Iron Maiden. Dia adalah perlengkapan tetap yang abadi yang bengis yang sering hadir di cover album, sebaik-baik sesuatu yang hadir di setiap konser Iron Maiden. Eddie juga menghadirkan sebagai orang pertama di dalam video game tembak menembak, Ed Hunter. Dia juga menghadirkan sebagai karakter yang tidak bisa terkunci di game Tony Hawk’s Pro Skater 4. 


Aslinya Eddie Aslinya Eddie adalah sebagai pemeran teatrikal bertopeng. Itu bisa dilihat didalam photo-photo band di album pertama dan di lengan baju gambar single “Running Free”. Itu adalah sebuah wajah tepat mengarah ke logo band. Yang terhubung dengan pompa yang akan mengeluarkan berbagai macam cairan, dari celupan makanan ke cat, dan mengeluarkan air liur Doug Sampson sebagai drummer saat itu. Para fans juga mencoba melemparkan sesuatu ke penampilan mereka.

   Nama lengkap Eddie adalah Edward the Head (Edward T.H – sisa nama panggilan yang hilang pada segumpalan rumput di tanah pada cover album Live After Death) dan itu mendatangkan cerita lucu kuno, diantaranya:

Eddie the Head lahir tanpa tubuh, lengan dan kaki. Semua yang dia miliki hanya kepala. Tetapi meskipun lahir dengan banyak kekurangan / cacat, orangtuanya tetap sangat mencintainya. Pada waktu berusia 16 tahun orangtuanya menemukan seorang dokter yang dapat melakukan operasi untuk memberikan tubuh buat Eddie. Ketika orangtunya tiba dirumah mereka tidak bisa menunggu untuk mengatakan kepada Eddie bahwa mereka telah mendapatkan tubuh dan Eddie akan seperti orang normal. Mereka pulang ke rumah dengan sangat bergairah dan mengatakan “Kami telah mendapatkan kejutan untukmu. Ini adalah pemberian terbaik yang pernah kita dapatkan!” dan Eddie berkata “Oh tidak, jangan topi jelek lagi!”
  
   Cerita diatas juga diceritakan oleh drummer Iron Maiden, Nicko McBrain didalam CD, ditemukan di paket pertama koleksi single “The First Ten Years”. Inilah bagaimana MvBrain menceritakan:
 “Eddie adalah yang paling tidak beruntung. Dia lahir tanpa tubuh. Meskipun demikian orangtuanya sangat mencintainya dengan sepenuh hati, dan membawanya ke rumah, dan menempatkan dia di sebuah mantel pada suatu hari. Baiklah, keluarganya memberikan sangat banyak cinta dan perhatian, dan dia selalu mendapatkan bermacam hadiah saat ulang tahunnya, semacam…*augh*…meniupkan sesuatu dan sebuah kapak dan berbagai macam barang. *Weaugh*, maksud saya…bagaimanapun juga, satu tahun pada saat dia berusia 16 tahun dan pihak rumah sakit menghubungi orangtuanya dan mereka berkata, lihatlah…. Kami mengikuti teknologi yang modern dan segala sesuatu yang baik dapat kami lakukan dengannya, kamu tahu, di masa ini semua barang… kami sekarang bisa menciptakan tubuh untuk Eddie. Jadi, dengan ini orangtuanya sangat bergairah, mereka tidak percaya. (Dan mereka tidak tahan untuk mengatakan hal ini kepada Eddie), maksud saya kamu tahu, Eddie akan mempunyai tubuh. *weehaa*. Bagaimanapun juga, itu adalah… Mendekati ulang tahun Eddie, mereka memutuskan bicara kepada para dokter untuk segera mengerjakan dan membuat tubuh untuk Eddie. Dan mereka memberikan kejutan kepada Eddie dan kamu tahu, itu tidak terlalu jauh dari ulang tahun Eddie *berharap*, *mendapatkan hadiah ulang tahun*. 2 minggu kemudian, HARI YANG BESAR TELAH TIBA! YA, ulang tahun Eddie, akhirnya orangtua Eddie mengangkat dan berjalan ke arah sebuah mantel, “Hello Eddie, apa kabarmu?”. “Tahun ini adalah tahun terbaik untuk ulang tahunmu”. “Kami mempunyai sesuatu untukmu, sebuah hadiah yang sangat bagus”. Dan mamanya mengatakan semuanya, “Oh, demi kebaikan Eddie, kami sangat senang”. Dan Eddie berkata “*augh* oh tidak!”, “jangan topi yang jelek lagi!” (*Hahahahaha*, oh, keseluruhan sesuatu yang lucu, itu bagus bukan)”
  
   Eddie, maskot Iron Maiden, pertama kali terlihat bersama dengan band setelah Stage Manager mereka saat itu Dave Beasley membuat desain kepala yang ditempatkan diatas kepala pemain drum saat konser dan seringkali terlibat percekcokan berdarah secara terus menerus ke mulutnya. Lelucon yang dia ceritakan tentang kepala tersebut: “Seorang wanita melahirkan hanya sebuah kepala, dokter mengatakan kepada wanita itu agar tidak perlu khawatir sejak dia datang dengan sebuah tubuh yang cocok dalam 5 tahun pertama. Kemudian 5 tahun kemudian ayah Eddie memasuki ruangan saat Eddie berulangtahun dan berkata: “Baiklah, hari ini adalah hari ulang tahunmu, dan kami mempunyai kejutan untukmu nak…!”, setelah itu Eddie membalasnya: “Oh tidak, jangan topi yang jelek lagi…!”

 Iron Maiden memberikan nama “Eddie” pada topengnya. Karakter Eddie diciptakan oleh Derek Riggs. Di single “Running Free” ada bayangan hitam yang besar, berwarna zombie seperti makhluk yang patuh yang dapat dilihat. Ketika band melihat potensi artwork untuk album pertamanya, mereka mendatangi Derek Riggs dan mengajaknya menjadi pekerja artwork untuk album Iron Maiden. Band menyukainya, dan merasakan apa yang jadi bayangan hitam yang aktual.

 Eddie tidak mempunyai tubuh hingga Iron Maiden bertemu Derek Riggs, yang membuat desain tubuh untuk menemani kepala. Sesudah itu band memutuskan untuk merahasiakan tubuh ini hingga album pertama ‘Iron Maiden’ dirilis. Di tahun 1980 tubuh tersebut ditampakkan, dengan inkarnasi pertamanya Eddie terlihat luar biasa berbeda dari Eddie sebelumnya. Itu juga menunjukkan setengah bagian keatas dari tubuh. Eddie menyebabkan banyak kontroversi di cover single Sanctuary dan  Women in Uniform. Maskot Iron Maiden itu menikam Margaret Thatcher hingga mati. Margaret Thatcher saat itu adalah sebagai PM Inggris. Ini disensor dan kalangan luas dan dibantah oleh Margaret Thatcher sendiri bahwa itu adalah salah. Rod Smallwood sebagai Band Manager memutuskan untuk membuat bar hitam di latar belakang cover tersebut untuk bagian sensor agar mendapatkan pemberitaan yang baik. Bar hitam tersebut hanya dihadirkan di edisi UK saja, yang dirilis di Eropa tidak.

 Di gambar “Women In Uniform” menunjukkan sesuatu yang bersembunyi di belakang dinding menunggu penyerangan Eddie dengan tiba-tiba dengan senjata mesin, Eddie berjalan bergandengan tangan dengan seorang suster dan seorang anak sekolah wanita yang mana menyebabkan lebih banyak kontroversi dan diakhiri dengan jenis keseksian Iron Maiden yang feminis.

   Artwork untuk album kedua, Killers, juga lukisan asli Riggs sebelum dia mengerjakan pesanan cover album “The Number of the Beast”. Derek Riggs mengklaim – di dokumen Iron Maiden 12 Wasted Years – di desain untuk kartun Eddie yang berdasarkan (apa yang menjadi dugaan) sebuah kepala Jepang yang ia lihat di acara dokumenter televisi, tergantung disamping tank Jepang yang terbakar dari peperangan Guadalcanal, (pertempuran sungai Matanikau), 24 October 1942. Di gambar “The Number tf the Beast” menunjukkan Eddie mengontrol iblis ketika iblis itu mengontrol boneka Eddie yang kecil. Banyak orang percaya hal ini dimana ada kesalahpahaman bahwa Iron Maiden adalah band setan (sesuatu bahwa band selalu menyangkal dengan tegas).
  
 Di album Piece of Mind, Eddie adalah sesuatu yang mencari suaka mental dan menjadi lobotomized  (alasan untuk rasa kepala yang digrendel). Grendel yang mengingatkan Eddie beberapa tahun yang lalu.
  
 Cover Powerslave menggambarkan Eddie sebagai tempat yang sangat keramat di pyramid di daerah Mesir kuno. Cover ini membuat banyak pesan termasuk seperti sebagai “Bollokz” disisi kiri lengan pyramid dan “Apa yang menjadi banyak omong kosong” disisi kanan lengan pyramid. Pintu masuk tempat keramat merupakan logo Derek Riggs.
  
   Logo Somewhere in Time penuh dengan pesan tersembunyi dan menunjukkan Eddie yang futuristik dengan senjata laser, terlihat seperti Terminator di film. Perbandingan grafik bisa dikontraskan langsung dengan artwork Seventh Son of a Seventh Son, yang mana menunjukkan setengah bagian tubuh Eddie yang atas melebihi danau dengan mencengkeram isi perutnya menggunakan tangannya.

 Gambar No Prayer for the Dying menunjukkan Eddie lebih dari sebagian dibandingkan sebelumnya sedang keluar dari makam dan di Fear of the Dark diproduksi oleh orang yang berbeda yaitu Melvyn Grant. The X Factor berbeda dari gaya normal Iron Maiden dengan menunjukkan Eddie Iron maiden dengan kaki yang hilang dan dikursi lisrik. Banyak orang menyangka bahwa ini model komputer ketika mereka melihat pertama kalinya tetapi mereka menyadari bahwa itu adalah sebuah model foto miniature yang dibuat oleh Hugh Syme.
  
 Cover Virtual XI didasarkan dari video gim Ed Hunter yang mana jika anda memainkan sebagai Eddie akan meledakkan jalan anda dengan begitu banyak bagian-bagian sejarah Iron Maiden. Album reuni mereka Brave New World menampilkan wajah Eddie dengan senyum kebawah dari langit pada suatu waktu yang futuristik di London. Banyak yang memberi hormat pada cover Iron Maiden ini. Tak lama setelah itu, setelah dia memproduksi artwork untuk single “The Wickerman” ditolak, Derek Riggs mengumumkan bahwa artwork single “The Wickerman” yang dirilis akan menjadi karya terakhirnya untuk Iron Maiden,  melengkapi kenyataan ini bahwa “sangat sulit untuk bekerja dengan mereka”.
 Di Vision of the Beast Eddie mendapatkan otaknya kembali di rangkaian final yang terbang memutari dia. Walaupun dia menerima kembali otaknya, gambar pada Give Me Ed Tour, Eddie tetap menahan grendelnya di kepalanya. (Dance oOf Death tidak menampakkan grendel dikepala Eddie).

Album Dance of death Iron Maiden di tahun 2003 menerima banyak penghargaan sukses luar biasa walaupun banyak pertanyaan aneh tentang pilihan artwork. Itu menampilkan Eddie lebih seperti malaikat maut yang seram pada bentuk geometri lantai dansa dengan karakter berkerudung pada backgroundnya. Pada tampak depan terlihat ada 11 orang CGI dan 2 binatang CGI. Banyak terlihat kesalahan di artwork ini dan itu menunjukkan beberapa kali (baca artikel Dance of Death Cover Mistakes).

 Eddie adalah maskot Iron Maiden telah berevolusi lebih dari 25 tahun perjalanan karir Iron Maiden di dunia metal, sebelum Iron Maiden merajalela di seluruh dunia metal kelas atas. Ini adalah hipotesis bahwa Eddie adalah alias Benjamin Breeg, menampilkan lagu “The Reincarnation of Benjamin Breeg” dari album terakhir Iron Maiden yang dirilis tahun 2006 A MATTER OF LIFE AND DEATH (AMOLAD).

 Derek Riggs adalah yang terbaik yang dikenal sebagai pencipta Eddie Iron Maiden, mungkin maskot yang paling dalam dan yang paling terbaik dicintai di heavy metal. Siapa yang bisa melupakan dengan keruwetan  yang mengherankan pada gambar Powerslave dengan tema Mesir kuno? Atau pemandangan yang mengerikan pada pintu rumah di album dobel Live After Death?

sumber: ironmaiden-indonesia.com

Silahkan baca artikel menarik lainnya:

Rabu, 16 Februari 2011

PROFIL BAND ROCK IRON MAIDEN

Bagi pecinta Musik Rock inilah artikel Profil Band Rock Iron MaidenBand rock yang berasal dari Leyton, London Timur, Inggris ini dibentuk sekitar 1975. Kelahiran Iron Maiden ini dimotori oleh Steve Harris (basis), yang sebelumnya bergabung dengan Gypsy’s Kiss dan Smiler. Steve Harris mendapatkan nama Iron Maiden dari melihat film lama judul The Man in the Iron Mask. Itu adalah sebuah peti mati besi, yang di dalamnya terdapat korban yang mati karena ditusuk dari lubang peti, seperti dalam atraksi sulap. 


Secara umum  Iron Maiden adalah salah satu band yang sukses dan berpengaruh untuk genre heavy metal. Lebih dari 60 juta copy album telah terdistribusi ke seluruh dunia. Tiga belas album studio dan empat album kompilasi (berisi hits the very best), delapan album live, dan empat album dalam bentuk box-set (yang dijual secara terbatas) telah lahir dari tangan-tangan kreatif mereka.
Dalam kancah belantika musik rock dunia, Iron Maiden telah memberikan inspirasi bagi sub-genre dari musik heavy metal. Musik mereka mempengaruhi aliran power metal, speed metal dan semua aliran musik metal yang memadukan harmonisasi dari dua gitar. Tak sedikit band pengusung heavy metal, di penjuru dunia, yang mencantumkan nama Iron Maiden dalam list referensi mereka.


Keunikan Iron Maiden semakin tampak jika kita melihat maskot seram “Eddie” yang kerap menjadi cover dalam album-album mereka. Bahkan, setiap live show mereka, karenter horror itu tak pernah ketinggalan muncul di panggung. Karakter Eddie yang bernuansa horror ini, pertama kali dilukis oleh Derek Riggs. Namun, setelah dipermak oleh Melvyn Grant terlihat menjadi lebih hidup, dan semakin “mengerikan”.
Sebenarnya, lagu-lagu Iron Maiden tak lahir dari imajinasi yang vakum. Dalam membuat lagu, mereka banyak terisnpirasi dengan kisah-kisah patriotic, seperti Alexander The Great. Selain itu, kelahiran lagu mereka juga terispirasi dari dongeng-dongeng rakyat yang berasal dari film dan buku, seperti lagu The Clansman, The Wicker Man, The Prisoner, Where Eagles Dare, Out of the Silent Planet, dan To Tame A Land (diangkat dari karya Frank Herbert yang berjudul Dune). Bahkan, salah satu lagunya yang berjudul Rime of The Ancient Mariner adalah kutipan syair dari kumpulan puisi Samuel Taylor Coleridge. Ini adalah kreatifitas yang unik, tak mudah ditiru.

Beberapa kalangan atau mungkin Iron Maiden sendiri mengakui bahwa musik mereka sangat dipengaruhi oleh group band lawas, seperti Deep Purple, Yes, Wishbone Ash, Judas Priest, dan Black Sabbath. Akan tetapi, musik mereka sangat kental dengan aroma Punk, terutama pada awal kelahirannya.
Pada awal kelahiran Iron Maiden, Steve Harris mengajak beberapa temannya untuk bergabung menjadi personil: Tony Parsons (gitar), Doug Sampson (drum), dan Paul Di’Anno (vokal). Album pertama mereka berjudul Iron Maiden, dilepas ke pasar pada 1980. Meskipun proses rekamannya dilakukan terburu-buru, album ini sempat menjadi hits di Inggris. Sebelum merilis album kedua mereka yang bertajuk Killers (1981), Adrian Smith ikut bergabung dan mengisi posisi gitaris. Setelah itu, masuklah Bruce Dickinson yang menggantikan posisi Paul Di’Anno sebagai vokalis.
Pada 1983 Clive Burr yang bergabung pada 1979 mengundurkan diri dan posisinya diganti oleh Nicko Mc Brain. Nah, saat itulah lahirlah album Piece of Mind, sebuah album dengan konsep cerita bersambung dalam Seventh Son of a Seventh Son (1988). Di tahun yang sama, mereka tampil dalam show yang sangat spektakuler di Castle Donington Monsters of Rock Festival. Setelah itu, masuklah Janick Gers (1990) yang menggantikan posisi Adrian Smith, dan lahirlah album No Prayer for the Dying yang berisi hit single Bring Your Daughter to the Slaughter.

Iron Maiden memang tak seproduktif Metallica yang hampir setiap tahun melahirkan album baru. Akan tetapi, album yang mereka luncurkan selalu menjadi perhatian tersendiri bagi penggemar heavy metal. Salah satu album yang lahir pada 1992 bertajuk Fear of the Dark sangat diminati oleh penggemar heavy metal di seluruh dunia. Meskipun, pada tahun selanjutnya (1993) Iron Maiden harus terpukul dengan hengkangnya Bruce Dickinson yang memilih untuk bersolo karir. Ketenaran Iron Maiden ternyata mempengaruhi larisnya album solo Bruce yang berjudul Balls to Picasso dengan lagu hit-nya Tears of the Dragon. Semanjak itu, posisi Bruce digantikan oleh Blaze Bayley.
Karena Iron Maiden mulai tidak konsisten dalam melakukan tour, pada Februari 1999, Bayley pun cabut dari Iron Maiden. Peristiwa ini tentu sangat mengguncang Iron Maiden dan para penggemarnya. Akan tetapi, berita terduga mampu meredam peristiwa itu, Bruce Dickinson dan Adrian Smith ternyata bersedia bergabung lagi. Ini artinya line up sukses mereka pada 1980-an terbentuk kembali. Formasi ini membuat Iron Maiden semakin unik, karena memiliki trio gitaris handal, Dave Murray, Adrian Smith, dan Janick Gers. Mereka pun sepakat membuat sebuah tour reuni.

Memasuki era millennium, Iron Maiden membuat album-album yang lebih progresif dari yang terdahulu. Pada 2000 lahirlah album Brave New World dari tangan mereka. Ini adalah album yang berisi lagu-lagu berdurasi panjang dengan lirik bernuansa horror, serta memuat kritik sosial. Di tahun 2001, mereka juga tampil dalam festival Rock in Rio di Brazil, yang dahsyat itu.
Hingga sekarang, Iron Maiden masih eksis dengan heavy metalnya. Pada 2003, mereka melahirkan album Dance of Death, yang meraih platinum di beberapa Negara, sehingga layak disebut sebagai salah satu band metal terbaik, yang pernah ada. Kemudian, pada 2006 mereka mengeluarkan album bertajuk A Matter of Life and Death. Pada 2010 atau 2011, rencananya mereka akan diundang untuk Live Concert di Jakarta, Indonesia. Hal ini terlaksana Malam ini, Kamis 17 Februari 2011 bertempat di Pantai Carnival Ancol, Jakarta Utara... :) 

Discography :
Iron Maiden (1980)
Killers (1981)
The Number of the Beast (1982)
Piece of Mind (1983)
Powerslave (1984)
Somewhere in Time (1986)
Seventh Son of a Seventh Son (1988)
No Prayer for the Dying (1990)
Fear of the Dark (1992)
The X Factor (1995)
Virtual XI (1998)
Brave New World (2000)
Dance of Death (2003)
A Matter of Life and Death (2006)

Sumber : myrockmusic.wordpress.com dll

Silahkan baca artikel menarik lainnya :

Senin, 14 Februari 2011

MENGUNGKAP MITOS CAROK DAN CELURIT

Mitos Carok dan celurit tidak lepas dari image kekerasan yang ekstrem. Carok dan celurit laksana sebuah mitos yang telah membudaya. Hal ini muncul di kalangan orang-orang Madura sejak zaman penjajahan Belanda abad 18 M. Carok dianggap sebagai simbol kesatria dalam memperjuangkan harga diri (kehormatan). Benarkah demikian. Artikel kali ini mencoba mengungkap Mitos Carok dan Celurit.

Pada Jaman zaman Cakraningrat, Joko Tole dan Panembahan Semolo di Madura, tidak mengenal budaya tersebut. Budaya yang ada waktu itu adalah membunuh orang secara kesatria dengan menggunakan pedang atau keris. Senjata celurit mulai muncul pada zaman legenda Pak Sakera. Mandor tebu dari Pasuruan ini hampir tak pernah meninggalkan celurit setiap pergi ke kebun untuk mengawasi para pekerja. Celurit bagi Sakera merupakan simbol perlawanan rakyat jelata. Lantas apa hubungannya dengan carok? Carok dalam bahasa Kawi kuno artinya perkelahian. Biasanya melibatkan dua orang atau dua keluarga besar. Bahkan antarpenduduk sebuah desa di Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Pemicu dari carok ini berupa perebutan kedudukan di keraton, perselingkuhan, rebutan tanah, bisa juga dendam turun-temurun selama bertahun-tahun.Pada abad ke-12 M, zaman kerajaan Madura saat dipimpin Prabu Cakraningrat dan abad 14 di bawah pemerintahan Joko Tole, istilah carok belum dikenal. Bahkan pada masa pemerintahan Penembahan Semolo, putra dari Bindara Saud putra Sunan Kudus di abad ke-17 M tidak ada istilah carok.

Munculnya budaya carok di pulau Madura bermula pada zaman penjajahan Belanda, yaitu pada abad ke-18 M. Setelah Pak Sakerah tertangkap dan dihukum gantung di Pasuruan, Jawa Timur, orang-orang bawah mulai berani melakukan perlawanan pada penindas. Senjatanya adalah celurit. Saat itulah timbul keberanian melakukan perlawanan.Namun, pada masa itu mereka tidak menyadari, kalau dihasut oleh Belanda. Mereka diadu dengan golongan keluarga Blater (jagoan) yang menjadi kaki tangan penjajah Belanda, yang juga sesama bangsa. Karena provokasi Belanda itulah, golongan blater yang seringkali melakukan carok pada masa itu. Pada saat carok mereka tidak menggunakan senjata pedang atau keris sebagaimana yang dilakukan masyarakat Madura zaman dahulu, akan tetapi menggunakan celurit sebagai senjata andalannya.

Senjata celurit ini sengaja diberikan Belanda kepada kaum blater dengan tujuan merusak citra Pak Sakera sebagai pemilik sah senjata tersebut. Karena beliau adalah seorang pemberontak dari kalangan santri dan seorang muslim yang taat menjalankan agama Islam. Celurit digunakan Sakera sebagai simbol perlawanan rakyat jelata terhadap penjajah Belanda. Sedangkan bagi Belanda, celurit disimbolkan sebagai senjata para jagoan dan penjahat.Upaya Belanda tersebut rupanya berhasil merasuki sebagian masyarakat Madura dan menjadi filsafat hidupnya. Bahwa kalau ada persoalan, perselingkuhan, perebutan tanah, dan sebagainya selalu menggunakan kebijakan dengan jalan carok. Alasannya adalah demi menjunjung harga diri. Istilahnya, daripada putih mata lebih baik putih tulang. Artinya, lebih baik mati berkalang tanah daripada menanggung malu.Tidak heran jika terjadi persoalan perselingkuhan dan perebutan tanah di Madura maupun pada keturunan orang Madura di Jawa dan Kalimantan selalu diselesaikan dengan jalan carok perorangan maupun secara massal. Senjata yang digunakan selalu celurit. Begitu pula saat melakukan aksi kejahatan, juga menggunakan celurit.Kondisi semacam itu akhirnya, masyarakat Jawa, Kalimantan, Sumatra, Irian Jaya, Sulawesi mengecap orang Madura suka carok, kasar, sok jagoan, bersuara keras, suka cerai, tidak tahu sopan santun, dan kalau membunuh orang menggunakan celurit. Padahal sebenarnya tidak semua masyarakat Madura demikian.
 
Masyarakat Madura yang memiliki sikap halus, tahu sopan santun, berkata lembut, tidak suka bercerai, tidak suka bertengkar, tanpa menggunakan senjata celurit, dan sebagainya adalah dari kalangan masyarakat santri. Mereka ini keturunan orang-orang yang zaman dahulu bertujuan melawan penjajah Belanda.Setelah sekian tahun penjajah Belanda meninggalkan pulau Madura, budaya carok dan menggunakan celurit untuk menghabisi lawannya masih tetap ada, baik itu di Bangkalan, Sampang, maupun Pamekasan. Mereka mengira budaya tersebut hasil ciptaan leluhurnya, tidak menyadari bila hasil rekayasa penjajah Belanda.
berbagai sumber

Silahkan baca artikel menarik lainnya :

Selasa, 01 Februari 2011

SEKILAS MAINAN LAYANG-LAYANG

Masa kecil adalah masa bermain yang paling indah untuk dikenang. Salahsatu permainan yang paling digemari anak-anak era 80-90 adalah permainan layang-layang. Artikel Sekilas Mainan layang-layang ini mungkin bisa membuat kita sedikit bernostalgia ke masa kecil juga mengetahui sejarahnya.

Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari Cina sekitar 2500 Sebelum Masehi. Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan Nusantara. Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Cina dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.
Dari Cina, permainan layang-layang menyebar ke Barat hingga kemudian populer di Eropa.
Layang-layang terkenal ketika dipakai oleh Benjamin Franklin ketika ia tengah mempelajari petir.

Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar.
Penggunaan layang-layang sebagai alat bantu penelitian cuaca telah dikenal sejak abad ke-18. Contoh yang paling terkenal adalah ketika Benjamin Franklin menggunakan layang-layang yang terhubung dengan kunci untuk menunjukkan bahwa petir membawa muatan listrik.


Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan "menarik" kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar.
tak disangka mainan sedehana ini memiliki sejarah yang panjang juga. Oya dibawah ini lirik lagu masa kanak-kanak yang mungkin sobat kenal..

kuambil buluh sebatang
kupotong sama panjang
kuraut dan kutimbang dengan benang
kujadikan layang-layang

bermain berlari
bermain layang-layang
berlari kubawa ke tanah lapang
hatiku riang senang 

Silahkan baca artikel menarik lainnya :
Nostalgia uang jadul era 80-90
Kenangan film kartun Space Ghost
MP3 Player tanpa batere
Profil singkat Kartun Alvin and the chipmunk
Legenda Cerita Hantu Kampus UI